Tokyo adalah kawasan metropolitan terpadat di dunia, dengan perpaduan yang menarik antara budaya komersial modern dan warisan Jepang kuno. Banyak lampu gemerlap dan arus mobilitas yang konstan, padatnya penduduk Tokyo mungkin sedikit melelahkan bagi para wisatawan yang baru pertama kali datang.
Baik untuk wisatawan Tokyo yang sudah berpengalaman atau wisatawan pemberani yang baru pertama kali datang kemari, baca rencana perjalanan empat hari ini untuk panduan berkeliling Tokyo.
Sumber Foto: Rs1421
Bangunan setinggi 243 meter ini memiliki dua menara, masing-masing memiliki dek observasi di lantai 45. Observatorium ini terkenal karena pemandangannya yang indah, sehingga memungkinkan pengunjung untuk melihat landmark terkenal seperti Tokyo Skytree, Menara Tokyo, Gunung Fuji, dan Kuil Meiji. Bagian terbaiknya? Semuanya gratis.
*Tips: Observatorium Selatan buka mulai pukul 09.30 hingga 17.30, sedangkan Observatorium Utara buka mulai pukul 09.30 hingga 23.00. Jika Anda berniat untuk datang di area sekitarnya pada malam hari, Anda dapat mengunjungi Observatorium Utara untuk melihat gemerlap lampu-lampu yang menerangi kota Tokyo.
Kuil Meiji merupakan kuil yang didedikasikan untuk roh-roh suci Kaisar Meiji (kaisar pertama Jepang modern) dan pendampingnya, Permaisuri Shoken.
Shinto ("jalan para dewa") adalah kepercayaan asli orang Jepang. Ajaran ini sudah setua Jepang itu sendiri, dan masih ada hingga saat ini sebagai salah satu agama utama Jepang selain agama Buddha. Pengunjung Meiji Jingu dapat ikut dalam kegiatan agama Shinto, seperti membuat persembahan di aula utama, membeli jimat, dan menuliskan harapan pada sebuah ema (piring kayu yang ditinggalkan di kuil untuk meminta keberuntungan dan berkah).
Kabarnya Kaisar Meiji sendiri yang merancang taman bunga iris di sini untuk menyenangkan permaisuri. Bunga iris tumbuh pada bulan Juni di setiap tahun, dan saat itulah taman terlihat paling indah.
*Tips: Jika masih pagi dan Anda memiliki waktu luang, berjalanlah ke Harajuku, yang berada tepat di samping Kuil Meiji. Simbol Harajuku, Takeshita Dori (Jalan Takeshita) merupakan tempat lahirnya banyak tren mode Jepang. Ikuti jalan sepanjang 400 meter yang dipenuhi toko-toko, kafe, butik, dan gerai makanan cepat saji. Cobalah kedai crepe paling terkenal di Takeshita, Marion Crepes, rasa stroberi sangat direkomendasikan.
Penggemar film hits Lost in Translation dapat mencoba menghidupkan kembali momen film ajaib ini di New York Bar yang ikonik, secara dramatis bertengger di lantai 52 Park Hyatt Tokyo. Selain menawarkan pemandangan Tokyo yang menakjubkan, New York Bar sering dianggap sebagai salah satu bar koktail terbaik di Tokyo.
*Tips: Datanglah sebelum matahari terbenam dan pulang sebelum pukul 20.00 untuk menghindari biaya tambahan yang cukup besar dan cukup hanya membayar minuman Anda.
Penyeberangan untuk pejalan kaki tersibuk di dunia, Zebra Cross Shibuya merupakan bagian yang menantang dan menggugah adrenalin. Ketika lampu berubah merah di persimpangan yang sibuk ini, mereka semua menyeberang pada waktu yang sama di setiap arah. Lalu lintas berhenti dan pejalan kaki tumpah dari semua sisi, lambang ‘kekacauan’ yang terorganisir di ibu kota Jepang.
Jika Anda suka berbelanja, Anda dapat dengan mudah menghabiskan satu hari menjelajahi di Shibuya dan mungkin masih akan mengeluh karena waktunya tidak cukup. Mengingat banyaknya tempat perbelanjaan yang sempurna di Shibuya ini, kami telah memilih tiga di antaranya yang menurut kami tidak boleh Anda lewatkan.
Pertama, kunjungi Shibuya 109, sebagai salah satu landmark wajib selama bertahun-tahun. Mall ini terutama menargetkan kaum hawa, jadi jika Anda seorang pria dan ingin berbelanja, kunjungilah 109 Men’s yang terdekat untuk memenuhi impian belanja Anda.
Selanjutnya, kunjungi Tokyu Hands setinggi 8 lantai. Jika Anda penggemar seni dan kerajinan, Anda akan ‘jatuh cinta pada pandangan pertama’. Tokyu Hands adalah toko kerajinan yang pada dasarnya menjual ... semuanya. Mulai barang-barang untuk bekal perjalanan hingga peralatan berkebun, alat tulis hingga produk kecantikan, dekorasi interior hingga perlengkapan seni, Anda tidak pernah tahu apa yang dapat Anda temukan di sini. Dibutuhkan pengendalian diri yang kuat untuk meninggalkan tempat ini tanpa membeli sesuatu.
Jika Anda seorang penggemar musik, Anda pasti ingin melihat Tower Records. Toko di Shibuya ini dianggap sebagai toko utama di antara 83 (dan terus bertambah) cabang Tower Records, dan sekarang ada sembilan lantai penuh yang menjual CD original, buku, dan barang seni lainnya.
*Tips: Nikmati makanan ringan atau secangkir kopi di kafe Tower Records di lantai dua. Duduklah di dekat jendela dan Anda bisa menikmati pemandangan indah jalanan Shibuya.
Pachinko merupakan permainan Jepang gaya arkade yang dapat dimainkan di dalam ruang Pachinko di seluruh negeri. Setiap tahun, orang Jepang menghabiskan US $300 miliar di Pachinko. Untuk melihat dalam perspektif, itu sekitar dua kali lipat dari seluruh PDB Selandia Baru.
Anda mungkin bertanya, mengapa orang Jepang begitu terobsesi dengan permainan kecil Pachinko ini?
Coba datangi salah satu gerai Pachinko terbesar di Shibuya, Pachinko Maruhan, untuk mencari tahu sendiri. Kami tidak ingin memberi bocoran terlalu banyak sekarang, kecuali sekadar mengatakan bahwa permainan ini sangat sederhana dan anehnya mirip dengan pinball.
The largest and busiest fish market in Japan, one of Tsukiji Fish Market’s main draw is the legendary Tuna Auction that takes place before the sun rises most mornings. Before you go though, check here to see if public access is permitted that day.
Untuk masuk ke area pelelangan tidak dikenakan biaya berdasarkan urutan kedatangan, terbatas hanya untuk 120 orang, diterima dalam dua rombongan sebanyak 60 orang.
Pendaftaran dimulai dari jam 5 pagi, tetapi orang-orang mulai mengantre sejak jam 2 pagi. Agar aman, cobalah untuk sampai sebelum jam 3 pagi agar bisa menjadi salah satu dari 120 orang yang beruntung. Mereka memberikan rompi berwarna untuk identitas pengunjung, dan jika masih ada tempat yang tersedia, Anda akan mendapat rompi itu. Setelah rompi habis, artinya Anda tidak beruntung.
Kunjungan ke Tsukjii tidak lengkap tanpa sarapan sushi yang lezat (untuk menghargai diri sendiri karena bangun di tengah malam).
*Tips: Karena tidak terdapat transportasi umum 24 jam di Tokyo, Anda perlu bermalam di suatu tempat di dekat pasar Tsukiji. Pertimbangkanlah untuk naik shuteye tiga jam di Com Com Manga Café terdekat (hanya sepuluh menit berjalan kaki dari lokasi Lelang Ikan Tuna). Jika Anda tidak bermaksud untuk tidur, mampirlah ke honten Sushizanmai (cabang utama) tepat di samping pasar ikan, kedai ini buka 24 jam.
*Tips: Kenakan pakaian dan alas kaki yang tepat karena di sana bisa jadi sangat bau dan berantakan. Bersiaplah untuk melompat karena banyak truk dan troli yang masuk. Harap ingat untuk membawa jaket karena area lelang ini dingin terutama karena tuna dibekukan. Bawalah buku atau majalah untuk dibaca sambil menunggu pelelangan dimulai. Sama sekali tidak ada yang bisa dilakukan saat menunggu.
*Tips: Pergilah ke Sushi Dai (Dai berarti nomor satu dalam bahasa Jepang), tetapi bersiaplah karena antreannya panjang dan benar-benar gila (tiga jam sudah biasa). Sedikit lebih jauh dari sini namun masih di jalan yang sama dengan Sushi Dai ada Daiwa-Zushi, yang sama enaknya dengan Sushi Dai. Fakta unik: Daiwa-Zushi dikelola oleh putra pemilik Sushi Dai, dan disebutkan bahwa ayah dan sang anak memancing bersama dan sering berlomba untuk melihat siapa yang bisa menangkap dan membuat sushi terbaik di Tsukiji.
Daerah Asakusa dapat dengan mudah dijelajahi dengan berjalan kaki, di kota ini suasana dekade terakhir Tokyo masih melekat kuat. Daya tarik utama di Asakusa adalah Kuil Sensoji, sebuah kuil Buddha yang dibangun pada abad ke-7, diklaim bahwa tempat ini sebagai kuil tertua di Tokyo.
Jangan lewatkan keindahan Kuil Asakusa dan Kaminarimon (Gerbang Kaminari) yang mengarah ke Kuil Sensoji.
Kemudian, Anda bisa jalan-jalan dan bersantap di sepanjang perjalanan di Nakamise Street. Pusat perbelanjaan yang membentang lebih dari 200 meter, mengarah dari Kaminarimon menuju ke gerbang kedua Kuil Sensoji, Hozomon. Carilah suvenir tradisional Jepang seperti sumpit Jepang, geta (sandal Jepang), sisir kayu, dan Maneki Neko (jimat keberuntungan tradisional dalam bentuk kucing yang melambai-lambai).
*Tips: Kapan terakhir kali Anda menulis kartu pos? Belilah beberapa kartu pos dengan pemandangan Asakusa pada Zaman Edo (periode sejarah Jepang antara 1603 dan 1868) dan kirimkan beberapa kartu pos kepada orang-orang terkasih di rumah.
Sumber Foto: Sergey Vladimirov
Kabuki merupakan bentuk teater tradisional Jepang yang berasal dari Zaman Edo. Dengan kecakapan dalam memainkan pertunjukan, kabuki melibatkan kostum yang rumit dan tata rias yang aneh. Namun yang terpenting dalam kabuki adalah totalitas aksi yang dilakukan oleh para aktor.
Plot biasanya berputar di sekitar peristiwa sejarah, konflik moral, kisah cinta, tragedi, atau cerita terkenal lainnya. Dikarenakan orang Jepang sulit memahami sepenuhnya bentuk bahasa Jepang kuno yang biasanya digunakan dalam kabuki, perlu dipastikan apakah headset dapat disewa untuk meminta narasi dan penjelasan dalam bahasa Inggris.
Teater Kabukiza adalah salah satu tempat terbaik untuk menonton kabuki, dengan pertunjukan yang digelar hampir setiap hari. Cek situs website ini untuk detail acara.
*Tips: Satu pertunjukan lengkap Kabuki biasanya berlangsung sekitar empat hingga lima jam, yang bisa sangat melelahkan bagi kebanyakan orang. Karena program kabuki terdiri dari beberapa babak, pilih tiket babak tunggal (satu babak sekitar 45 hingga 60 menit) hanya sebagai pengalaman saja. Tiketnya sekitar ¥ 2.000.
Ada cara lain yang lebih baik untuk menutup kunjungan Anda ke salah satu negara vulkanik paling aktif di dunia selain dengan mandi di onsen (pemandian air panas) di ibu kotanya?
Oedo Onsen Monogatari adalah salah satu onsen favorit di Tokyo. Tidak hanya ada pemandian air panas alami, dekorasi taman hiburan ini sedemikian rupa dibuat dengan maksud untuk membawa pelanggan kembali ke Zaman Edo. Terdapat banyak pilihan hiburan, mulai dari ramalan, karnaval, kuliner, belanja, hingga akomodasi satu malam.
Namun, jangan biarkan hal itu mengalihkan perhatian Anda dari daya tarik utama tempat ini: yaitu onsen. Terdapat banyak pemandian dengan suhu dan ukuran yang berbeda. Pilihlah di luar atau dalam ruangan, dan cobalah mandi dengan jet pijat. Air, yang kaya akan ion natrium ini, diambil dari sumber 1.400 meter di bawah tanah. Pemandian air panas di sini dianggap baik untuk menghilangkan gangguan saraf, otot, dan nyeri sendi.
*Tips: Orang bertato tidak diizinkan masuk. Tiketnya sekitar 2500 yen. Cobalah pijat kaki "Doctor Fish", dengan ikan kecil yang akan menggigit kulit mati di kaki Anda.
Sampailah kita ke bagian akhir dari jadwal 4 hari perjalanan dengan ulasan aktivitas dan objek wisata di Tokyo! Tokyo memiliki begitu banyak hal yang ditawarkan, dan tidak dapat dielakkan bahwa kita melewatkan beberapa tempat yang hebat dalam rencana perjalanan 4 hari di atas. Jika Anda akan singgah lebih lama lagi di kota yang menakjubkan ini, Anda bisa juga mengunjungi Taman Nasional Shinjuku Gyoen (salah satu ruang hijau paling menyenangkan di Tokyo) dan distrik Akihabara (daerah yang terkenal dengan toko-toko elektronik yang tak terhitung jumlahnya dan dalam beberapa tahun terakhir menjadi pusat budaya otaku Jepang).
Seperti semua rencana perjalanan, berikan kebebasan dan fleksibilitas selama liburan. Coret beberapa tempat yang tidak menarik minat Anda, ganti dengan tempat lain, dan terbukalah untuk mencoba pengalaman baru dan terkadang mengejutkan secara kultural, kini Anda telah siap untuk memulai perjalanan ke Tokyo, semoga akan menjadi liburan yang paling menyenangkan dan berkesan!
Login to ensure your favourites will be saved even
if you clear your browser's cache.