Sebelumnya, saya ingin memperkenalkan terlebih dulu istilah ‘Peranakan’. Istilah ini berarti orang atau budaya campuran antara China dan Melayu atau Thailand. Selama abad ke-15 sampai ke-17, beberapa imigran China menetap di Singapura, Malaysia, dan Thailand Selatan.
Penang, Phuket, Phang Nga, dan Ranong adalah kawasan-kawasan utama yang mereka pilih sebagai tempat tinggal. Alasannya adalah karena provinsi-provinsi ini memiliki bandara tepi laut yang memungkinkan mereka mencari penghasilan dengan jual-beli produk lokal dengan pedagang mancanegara.
Oleh karena itu, kita akan melihat beberapa peninggalan Peranakan di Phuket, seperti rumah-rumah tua dan pakaian tradisional yang dikenakan oleh warga lokal.
Di Kota Lama Phuket, saya merekomendasikan Anda mengunjungi ‘Chinpracha Mansion’ atau ‘Baan Chinpracha’, sebuah rumah megah bergaya Sino-Portugis yang dibangun pada 1903. Rumah ini terbuka untuk umum dengan tiket masuk yang sangat murah dari jam 9 pagi sampai 4 sore setiap hari. Di sini, Anda bisa menyewa pakaian yang disebut ‘Kebaya’, berdandan ala Peranakan dan berfoto di lingkungan nyata.
Meskipun mungkin terdengar terlalu umum untuk turis, namun aktivitas ini sangat pas untuk belajar budaya Peranakan, bukan hanya dari rumah mereka, tetapi juga dari pakaian yang mereka kenakan. Gaya berpakaian ini benar-benar mewakili busana tradisional China, Melayu, dan Thailand sekaligus.
Tips: Dekat Chinpracha Mansion, ada beberapa jalanan tua dengan kafe-kafe dan kedai makanan lokal keren. Setelah berkunjung ke mansion ini, Anda bisa nongkrong dengan teman-teman Anda sambil menikmati kopi atau teh.
Login to ensure your favourites will be saved even
if you clear your browser's cache.