Credit: City Nomads
Juni 2020

Jika Anda besar di Singapura selama tahun 90an atau sesudahnya, saya yakin Anda pernah mendengar cerita ini. Anda tahu. Cerita orang tua Anda tentang serunya berpetualang menjelajahi perkampungan, saat mereka sangat bangga tentang pengalaman masa kecil yang kita, generasi Y, tidak mungkin dapatkan (jadi kita menebus kehilangan itu dengan smashed avo). Ironisnya, semua cerita itu sering disertai satu atau dua petuah tentang semua kemudahan yang tersedia untuk generasi kita dan yang hanya dapat mereka impikan saat mereka masih remaja.

Jadi di Hari Kemerdekaan tahun ini, kami bersiap untuk melakukan perjalanan ke Pulau Ubin untuk menemukan pengalaman yang, katanya, terlewatkan oleh generasi kami.

 

Kami beruntung hari itu kami tidak perlu mengantre seperti kebanyakan pengunjung – hanya sekejap saja dari saat kami masuk ke terminal hingga naik perahu. Mereka yang ingin berhemat pun tidak perlu khawatir, uang SGD12 lebih dari cukup untuk transportasi Anda hari itu. Walaupun harus membayar SGD3 sekali naik perahu, Anda tidak mengeluarkan sepeser pun untuk mengunjungi Pulau Ubin. Anda dapat menyewa sepeda dengan SGD5 per orangnya, jadi kami sarankan berkunjung awal untuk mendapatkan pengalaman terbaik.

Berbekal plester antinyamuk dan sekaleng semprotan pembunuh serangga, kami berlayar ke pesisir pulau, sambil memegang erat kamera kami, siap untuk menangkap momen yang paling tidak dapat memberikan secuplik serunya masa remaja orang tua saya, yang tak henti-hentinya mereka gaungkan.

 

 

Setelah lama bercengkerama dengan warga sekitar yang ramah di alun-alun desa, kami mulai mengayuh sepeda untuk menuju ke salah satu ekosistem paling beragam di Singapura. Saya harus memberi peringatan kepada Anda di sini. Jangan sekali-kali mengeluarkan makanan atau tas plastik yang masih Anda inginkan di bawah pohon atau di lahan terbuka. Segerombolan owa (atau yang awamnya disebut kera) yang gesit dan bertangan panjang berkeliaran di jalur berkerikil Pulau Ubin. Satwa lain yang mungkin Anda jumpai saat berkunjung ke sini mencakup kancil, berang-berang, rangkong, dan babi hutan.

 

Pulau ini cukup mudah untuk ditelusuri, dengan rambu-rambu yang tersebar di seluruh pulau yang mengarahkan Anda ke tempat-tempat yang menarik di sini. Jika Anda ingin melihat enam jenis habitat yang tergabung dalam satu bentuk kehidupan alam yang unik, silakan mampir ke Pusat Pengunjung di Chek Jawa untuk mengagumi pondok batu tua yang dialihgunakan ini, yang sarat dengan informasi latar belakang tentang cagar alam ini, serta platform pengamatan kecil dengan pemandangan sekitar yang memesona, khususnya saat pasang surut. Kemudian Anda dapat melanjutkan menelusuri jalur papan sepanjang 1 kilometer yang diberi nama Mangrove and Coastal Loops. Jalur ini akan mengantarkan Anda ke Jejawi Tower, bangunan setinggi 20 meter yang sempurna untuk mendapatkan panorama flora dan fauna sekitar dari ketinggian.

 

 

Anda lelah? Sebelum kembali ke kota, jangan lupa untuk mampir ke tambang. Tempat yang dulu pernah menjadi tambang batu gamping ini memiliki danau buatan yang memesona, yang berasal dari air yang mengalir ke dalam bekas tambang selama bertahun-tahun.  Tetapi pengunjung tidak dapat berenang di danau ini karena struktur tanah dasar danau yang tidak stabil dan berbahaya. Terlepas dari itu semua, kami rasa pemandangan indah di sini patut dinikmati sambil memulihkan tenaga. Untuk mereka yang belum puas setelah semua tanjakan tadi, silakan teruskan perjalanan hingga ke Butterfly Hill. Para entomolog pakar maupun amatir pasti terkagum-kagum pada keragaman sekitar 140 spesies kupu-kupu di sini.

 

 

Tempat lain yang harus dikunjungi untuk memperindah instagram Anda adalah kolam teratai yang berlokasi di dekat pusat kota. Anda dapat mampir sebentar di tengah perjalanan menuju ke atau kembali dari Chek Jawa, dan tak perlu khawatir melewatinya karena kolam ini sangat mencolok. Enceng gondok bertaburan menghiasi kolam yang dipadati bunga teratai yang menjadikan sebuah pemandangan yang memesona seniman seperti Monet. Lengkapi beberapa pohon kelapa di latar dan voila. Ini dia foto keindahan pulau yang akan menangkap perhatian semua orang.

 

 


Seiring saya mendekat ke dermaga feri, dan sinyal 4G saya semakin menguat, semakin berat rasanya untuk meninggalkan pulau ini. Rasanya luar biasa memiliki tempat di mana hidup lebih tenteram, menyegarkan semangat dan lebih sederhana. Seperti hutan bakau yang memisahkan puing-puing dari lautan, Pulau Ubin dan Chek Jawa berperan penting bagi kesejahteraan kita dan ekosistem di Singapura. Dengan semakin banyaknya pencakar langit di hutan beton, kami berharap pulau-pulau dan semua habitat ini tetap lestari untuk generasi masa depan kita.

 


ANDA JUGA MUNGKIN MENYUKAI

     SHARE
HOME HIGHLIGHTS TRAVEL QUIZ DESTINASI INSPIRASI WISATA PROMO PESAN SEKARANG RENCANA TENTANG
PILIH NEGARA :
Language :