Sate adalah resep khas Indonesia, dan variasinya dapat ditemukan di seluruh Asia Tenggara. Potongan daging yang sudah disusun rapi di lidi tusuk kemudian dipanggang dan disajikan disiram saus kacang. Sate khas Yogyakarta adalah Sate Klatak. Sate Klatak adalah sate daging kambing yang ditusuk dengan ‘jeruji sepeda’. Jangan khawatir, ‘jeruji sepeda’ yang dimaksud bukanlah barang aslinya, tetapi sebutan warga lokal untuk tusuk logam yang digunakan untuk memasak sate ini.

The pioneer of Sate Klatak is Pak Pong Restaurant. Pak Pong, the owner, has continued the legacy of his great grandfather who had been selling satay since 1965. Later, his grandfather changed the skewer material from bamboo to bicycle spokes so that the heat would be transmitted evenly around the meat. He explained that the word ‘klatak’ comes from the sound when coarse salt is poured over the meat on the charcoal: “Klatak! Klatak!” 

 

Salah satu penggagas Sate Klatak adalah Kedai Pak Pong. Sang pemilik restoran, sudah melanjutkan warisan tradisi kakek buyutnya berjualan sate dari tahun 1965. Seiring waktu, kakek beliau mengganti tusuk bambu dengan ruji sepeda dalam proses memasak sate sehingga panas yang dikenakan ke daging merata. Beliau menjelaskan bahwa kata ‘klatak’ berasal dari suara garam kasar yang ditaburkan ke permukaan daging yang sedang dipanggang: “Klatak! Klatak!”

 

Kedai Pak Pong bukanlah restoran mewah, tetapi dapat menjamu sekitar 100 tamu di dalam kedai dengan duduk lesehan dan di luar dengan kursi. Tempat ini sering dipadati pengunjung, jadi bersiaplah mengantre, khususnya pada akhir pekan di sekitar pukul 19.00.

 


ANDA JUGA MUNGKIN MENYUKAI

     SHARE    
HOME HIGHLIGHTS TRAVEL QUIZ DESTINASI INSPIRASI WISATA PROMO PESAN SEKARANG RENCANA TENTANG
PILIH NEGARA :
Language :